Perdana Menteri Australia Anthony Albanese mengonfirmasi pada hari Senin, 5 Mei 2025, bahwa ia menerima ucapan selamat dari Presiden AS Donald Trump setelah kemenangan pemilihan kembalinya [1, 3, 4]. Albanese menggambarkan percakapan mereka sebagai "hangat" dan "positif" [1].
Selama panggilan tersebut, Albanese dan Trump membahas beberapa isu utama, termasuk tarif AS dan aliansi militer AUKUS antara Australia, Inggris Raya, dan Amerika Serikat [1, 3, 4]. Para pemimpin sepakat untuk melanjutkan keterlibatan mereka dalam masalah ini [4, 9].
AS memberlakukan tarif 10% untuk ekspor Australia pada April 2025, sebuah langkah yang digambarkan Albanese sebagai "bukan tindakan seorang teman" [1, 4]. Meskipun AS memiliki surplus perdagangan dengan Australia, tarif baja dan aluminium juga tetap menjadi perhatian [1, 2, 6, 8]. Partai Buruh Albanese mengamankan setidaknya 85 kursi di Dewan Perwakilan Rakyat yang beranggotakan 151 orang, menandai kemenangan signifikan melawan koalisi Liberal-Nasional yang dipimpin oleh Peter Dutton [1, 14, 17]. Dutton, yang oleh para kritikus dituduh meniru gaya populis Trump, mengakui kekalahan [1, 14].