Para peneliti di Fakultas Kedokteran Universitas Washington telah mengidentifikasi jenis sel imun unik yang mencegah perkembangan alergi makanan. Studi yang diterbitkan di Cell ini merinci eksperimen yang dilakukan pada tikus, dengan fokus pada sel RORγt+ yang ditemukan di usus. Sel-sel ini memainkan peran penting dalam membangun toleransi terhadap alergen makanan.
Para peneliti melaporkan bahwa sel RORγt+ membantu komponen lain dari sistem kekebalan tubuh mengenali bahwa makanan bukanlah ancaman. Ketika sel-sel ini dihilangkan dari tikus, hewan tersebut kehilangan toleransi terhadap makanan dan mulai menunjukkan tanda-tanda reaksi alergi.
Para ilmuwan mencatat bahwa sel serupa ada pada manusia, membuka jalan potensial untuk terapi yang dapat mencegah reaksi alergi, daripada hanya mengobati gejala. Pendekatan ini juga dapat bermanfaat untuk kondisi terkait usus lainnya, termasuk penyakit celiac dan penyakit radang usus.