Trump Bersikeras Iran Tinggalkan Ambisi Nuklir di Tengah Pembicaraan Baru
Presiden Donald Trump menegaskan kembali bahwa Iran harus meninggalkan harapan apa pun untuk mendapatkan senjata nuklir. Pernyataan ini muncul saat AS bersiap untuk pembicaraan lebih lanjut dengan Iran dalam waktu kurang dari seminggu.
Trump menyatakan, "Iran harus menyingkirkan konsep senjata nuklir. Mereka tidak boleh memiliki senjata nuklir." Dia membuat pernyataan ini dari Oval Office, bersama dengan presiden El Salvador.
Presiden mengonfirmasi bahwa AS akan mengadakan pembicaraan lebih lanjut dengan Iran Sabtu depan di Italia. Pembicaraan ini menyusul diskusi awal yang diadakan seminggu sebelumnya di Oman.
Rincian diskusi masih dirahasiakan. Namun, mereka dipandang sebagai titik awal bagi upaya Washington untuk bernegosiasi dengan Teheran untuk mengakhiri program nuklirnya.
Media pemerintah Iran melaporkan bahwa utusan Timur Tengah Steve Witkoff dan Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi "berbicara singkat" selama pertemuan dua jam tersebut. Gedung Putih menggambarkan pembicaraan itu sebagai "sangat positif dan konstruktif," sambil mengakui bahwa masalah "sangat rumit" masih belum terselesaikan.
Trump telah menyatakan bahwa negosiasi dengan Iran perlu terjadi "sangat cepat." Dia belum memberikan jadwal waktu tertentu sebelum mempertimbangkan opsi militer.
Trump telah berulang kali mengancam akan "mengebom" Iran jika tidak menghentikan ambisinya untuk mengembangkan senjata nuklir. Sejauh mana niat AS untuk menghentikan program nuklir Teheran masih belum jelas.
Trump menyatakan, "Saya akan menyelesaikan masalah itu. Ini hampir mudah," membandingkan akhir ambisi nuklir Iran dengan mengakhiri perang Rusia di Ukraina. Dia menambahkan, "Saya pikir Iran bisa menjadi negara yang hebat selama tidak memiliki senjata nuklir."