RUU Perizinan Lingkungan Brasil yang disetujui oleh Kamar Deputi pada 17 Juli 2025, menghadirkan perspektif sosial-psikologis yang menarik. Bagaimana perubahan ini akan memengaruhi masyarakat dan perilaku mereka terhadap lingkungan?
RUU ini, yang mencakup 29 amandemen dari Senat, bertujuan untuk merampingkan proses perizinan lingkungan. Namun, beberapa ketentuan, seperti Lisensi Lingkungan Khusus (LAE) yang memungkinkan degradasi lingkungan signifikan, menimbulkan kekhawatiran. Dari sudut pandang sosial-psikologis, hal ini dapat memicu reaksi beragam di masyarakat. Beberapa orang mungkin merasa cemas dan tidak percaya terhadap pemerintah dan perusahaan yang terlibat, sementara yang lain mungkin merasa pasrah atau bahkan apatis terhadap isu lingkungan. Penelitian menunjukkan bahwa kepercayaan masyarakat terhadap lembaga pemerintah sangat memengaruhi perilaku mereka terhadap lingkungan. Jika masyarakat merasa bahwa pemerintah tidak serius dalam melindungi lingkungan, mereka cenderung kurang termotivasi untuk berperilaku ramah lingkungan.
Selain itu, RUU ini dapat memengaruhi nilai-nilai dan norma sosial yang terkait dengan lingkungan. Jika masyarakat melihat bahwa kerusakan lingkungan diizinkan, hal ini dapat merusak kesadaran kolektif akan pentingnya menjaga lingkungan. Hal ini dapat menyebabkan peningkatan perilaku yang merusak lingkungan, seperti pembuangan limbah sembarangan atau eksploitasi sumber daya alam secara berlebihan. Contohnya, di komunitas adat dan tradisional, yang sangat bergantung pada lingkungan untuk mata pencaharian mereka, kekhawatiran tentang dampak RUU ini terhadap tanah dan sumber daya mereka dapat menyebabkan peningkatan kecemasan dan ketidakpastian. Oleh karena itu, penting untuk mempertimbangkan dampak sosial-psikologis dari RUU ini dan memastikan bahwa kebijakan lingkungan mempertimbangkan kebutuhan dan kekhawatiran masyarakat.
Kesimpulannya, RUU Perizinan Lingkungan Brasil memiliki implikasi sosial-psikologis yang signifikan. Penting untuk memahami bagaimana perubahan ini akan memengaruhi masyarakat, nilai-nilai mereka, dan perilaku mereka terhadap lingkungan. Dengan mempertimbangkan perspektif ini, kita dapat merancang kebijakan yang lebih efektif dalam melindungi lingkungan dan mempromosikan pembangunan berkelanjutan.