Konflik berkepanjangan di Myanmar menimbulkan kekhawatiran serius dari sudut pandang kesehatan dan keselamatan. Mari kita telaah dampak dari krisis ini terhadap kesejahteraan masyarakat dan langkah-langkah yang diperlukan untuk melindungi mereka.
Menurut laporan WHO pada Juni 2025, akses terhadap layanan kesehatan di Myanmar sangat terbatas. Rumah sakit dan klinik kekurangan staf medis, obat-obatan, dan peralatan. Ribuan orang meninggal karena penyakit yang seharusnya dapat dicegah.
Situasi keamanan yang buruk juga menjadi ancaman serius. Pertempuran terus-menerus menyebabkan pengungsian massal, dengan banyak orang kehilangan tempat tinggal dan terpaksa hidup dalam kondisi yang tidak aman. Risiko kekerasan, eksploitasi, dan perdagangan manusia meningkat tajam.
Penting untuk dicatat bahwa lebih dari 1,5 juta anak-anak di Myanmar membutuhkan bantuan kemanusiaan, menurut UNICEF. Mereka menghadapi risiko gizi buruk, penyakit, dan kekerasan. Perlindungan anak menjadi prioritas utama.
Untuk mengatasi krisis kesehatan dan keselamatan ini, diperlukan upaya bersama dari semua pihak. Gencatan senjata dan dialog damai adalah kunci untuk menciptakan lingkungan yang aman bagi masyarakat. Bantuan kemanusiaan harus ditingkatkan untuk memenuhi kebutuhan mendesak. Selain itu, perlu ada upaya untuk membangun kembali sistem kesehatan dan memastikan akses terhadap layanan yang berkualitas bagi semua orang.