Pada tanggal 12 April 2025, Ekuador mengumumkan status darurat selama 60 hari di tujuh dari 24 provinsinya, termasuk Guayas, Los Ríos, Manabí, Santa Elena, El Oro, Orellana, dan Sucumbíos, serta di Quito dan sistem pemasyarakatan.
Tindakan ini, yang dilaksanakan oleh Presiden Daniel Noboa, merupakan respons terhadap peningkatan kekerasan yang disebabkan oleh kelompok bersenjata terorganisir. Dekrit tersebut menangguhkan hak atas kekebalan tempat tinggal dan korespondensi, kebebasan berkumpul, dan memberlakukan jam malam tujuh jam di area tertentu di Guayas, Los Ríos, Orellana, Sucumbíos, dan Ponce Enríquez.