[Tanggal Sekarang], AS – Sektor energi panas bumi mengalami kemajuan signifikan pada tahun 2025, didorong oleh teknologi inovatif seperti pengeboran terarah dan rekahan hidraulik. Metode-metode ini membuka sumber daya panas bumi di lokasi yang sebelumnya tidak dapat diakses, membuka jalan bagi adopsi yang lebih luas dari sumber energi bersih ini.
Fervo Energy berada di garis depan revolusi ini, mengembangkan pembangkit listrik tenaga panas bumi 500 megawatt di Utah. Proyek ini menunjukkan kelayakan sistem panas bumi yang ditingkatkan (EGS) dan potensi mereka untuk menyediakan pasokan energi yang berkelanjutan dan stabil. Pada tanggal 15 April 2025, Fervo Energy mengumumkan perjanjian pembelian daya (PPA) selama 15 tahun dengan Shell Energy North America untuk 31 megawatt energi panas bumi dari proyek Cape Station-nya, yang akan mulai beroperasi pada tahun 2026.
Badan Energi Internasional (IEA) memproyeksikan bahwa dengan peningkatan teknologi dan pengurangan biaya yang berkelanjutan, energi panas bumi dapat memenuhi hingga 15% pertumbuhan permintaan listrik global pada tahun 2050. IEA memperkirakan bahwa biaya untuk panas bumi generasi berikutnya dapat turun sebesar 80% pada tahun 2035, menjadikannya salah satu sumber listrik rendah emisi termurah yang dapat dikirim. Kemajuan ini menarik minat dari berbagai sektor, termasuk perusahaan teknologi yang berupaya memberi daya pada pusat data padat energi.