Sebuah webinar SIPA Universitas Columbia pada 18 Maret 2025 menyoroti Sistem Geothermal yang Ditingkatkan (EGS) sebagai solusi untuk meningkatnya permintaan energi global.
EGS menggunakan metode seperti sumur horizontal dan rekahan hidrolik untuk meningkatkan luas permukaan rekahan dan konektivitas antara sumur, mirip dengan ekstraksi minyak dan gas non-konvensional. Fervo Energy telah memangkas waktu pengeboran untuk sumur 12.000 kaki dari 150 hari (sebelum 2021) menjadi 15 hari menggunakan rig pengeboran canggih. Mereka juga telah meningkatkan kinerja sumur dari 3 MW menjadi 10 MW, dengan peningkatan lebih lanjut yang diharapkan.
Departemen Energi AS (DOE) menargetkan pengeluaran modal sebesar $3.700/kW pada tahun 2035, yang setara dengan Biaya Energi yang Diratakan (LCOE) sebesar $45/MWh, menjadikannya kompetitif dengan tenaga surya, angin, dan gas alam. Mencapai kelayakan komersial pada tahun 2030 membutuhkan investasi $20-25 miliar untuk memvalidasi EGS di 4-6 negara bagian, menghasilkan 2-5 GW tenaga panas bumi.
Badan Energi Internasional memperkirakan bahwa panas bumi generasi berikutnya dapat menarik investasi $1 miliar pada tahun 2035, berpotensi memenuhi 15% pertumbuhan listrik global pada tahun 2050 dalam skenario biaya rendah. Proyek Cape Fervo Energy di Utah, yang dijadwalkan pada tahun 2026, bertujuan untuk menghasilkan 500 MW dengan pengeluaran modal yang dianggarkan sebesar $6.000/kW.