Industri es krim di Amerika Serikat sedang mengalami perubahan besar dengan komitmen untuk menghilangkan pewarna sintetis pada tahun 2028. Lebih dari 90% produsen es krim di AS telah berkomitmen untuk perubahan ini, yang mencerminkan tren global menuju bahan-bahan alami dalam makanan. Artikel ini akan membahas prediksi tentang dampak dari perubahan ini, dengan mempertimbangkan konteks pasar global dan preferensi konsumen.
Penelitian pasar menunjukkan bahwa konsumen semakin peduli terhadap bahan-bahan yang digunakan dalam makanan mereka. Di Indonesia, misalnya, kesadaran akan kesehatan dan keamanan pangan meningkat pesat. Survei terbaru menunjukkan bahwa 80% konsumen Indonesia lebih memilih produk makanan dengan label "alami" atau "tanpa bahan tambahan". Perubahan ini akan mendorong produsen untuk berinvestasi dalam alternatif alami untuk memenuhi permintaan konsumen.
Perusahaan seperti General Mills, Kraft Heinz, dan Hershey sudah mulai menerapkan perubahan ini, yang melibatkan investasi dalam penelitian dan pengembangan untuk menemukan pengganti yang efektif. Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) telah menyetujui pewarna alami baru untuk memfasilitasi transisi ini. Di Indonesia, meskipun regulasi terkait pewarna makanan serupa dengan di AS, kesadaran konsumen terhadap bahan alami semakin meningkat. Pasar pewarna alami global diperkirakan akan tumbuh sebesar 15% per tahun dalam lima tahun mendatang, menurut studi dari Grand View Research.
Di Indonesia, produsen es krim lokal dan usaha kecil menengah (UKM) memiliki potensi besar untuk memanfaatkan tren ini. Mereka dapat menawarkan produk dengan pewarna alami dan rasa otentik yang sesuai dengan selera lokal. Masa depan es krim di Indonesia terlihat cerah, dengan peningkatan transparansi bahan dan fokus pada kualitas dan kealamian, yang dapat mengubah pengalaman konsumen dalam beberapa tahun mendatang.