Industri mode telah secara signifikan terpengaruh oleh perubahan dalam kebijakan perdagangan global, khususnya yang diprakarsai oleh AS di bawah Presiden Donald Trump. Tujuannya adalah untuk mendorong manufaktur kembali ke Amerika Serikat dan melindungi pekerjaan lokal. Namun, model mode ultra-cepat, yang dikenal karena responsnya yang cepat terhadap tren, telah beradaptasi dengan perubahan ini dengan cara yang tak terduga.
Banyak perusahaan pakaian, yang menghadapi tarif impor China, awalnya memindahkan produksi ke negara-negara seperti Vietnam dan Kamboja. Penerapan tarif "timbal balik" selanjutnya menyebabkan pergeseran dalam strategi pengadaan. Merek mode sekarang memprioritaskan total biaya terendah, terlepas dari lokasi, yang mengakibatkan eksploitasi tenaga kerja di negara-negara dengan tarif dan biaya tenaga kerja yang lebih rendah.
Platform seperti Shein dan Temu telah berkembang dengan menawarkan pakaian berbasis tren dengan harga yang sangat rendah. Sebagian besar produksi Shein terjadi di Guangzhou, China, di mana para pekerja seringkali harus bekerja berjam-jam dalam kondisi yang buruk. Meskipun tarif dimaksudkan untuk meningkatkan manufaktur Amerika, mereka malah mengalihkan produksi ke negara-negara dengan biaya tenaga kerja yang lebih rendah, seperti Filipina.
Dampak lingkungan dari mode cepat terdokumentasi dengan baik. Kebijakan perdagangan, ditambah dengan penarikan diri dari komitmen iklim, telah memperburuk kerusakan lingkungan. Ironisnya, tarif yang dimaksudkan untuk melindungi pekerja Amerika, dalam beberapa kasus, telah memperburuk kondisi pekerja di tempat lain.
Inti masalahnya adalah struktural. Seluruh model bisnis dibangun di atas eksploitasi dan kerusakan lingkungan. Pemerintah dapat berperan dalam mengatur rantai pasokan dan menegakkan standar ketenagakerjaan. Merek perlu bertanggung jawab atas kondisi di pabrik mereka. Konsumen juga memiliki peran untuk dimainkan. Mengakui biaya tersembunyi dari pakaian murah adalah langkah pertama yang penting.
Alternatif untuk mode cepat muncul. Penyewaan pakaian dan toko-toko amal yang dijalankan oleh badan amal menawarkan pilihan yang lebih berkelanjutan. Misalnya, skema Seamless baru Australia bertujuan untuk membuat merek mode bertanggung jawab atas seluruh masa pakai pakaian yang mereka jual. Merek etis menunjukkan cara yang lebih baik dengan menawarkan pakaian yang dibuat dalam kondisi yang lebih adil dan dengan bahan yang berkelanjutan.
Aturan perdagangan Trump, meskipun bertujuan untuk menyeimbangkan kembali perdagangan global, telah mengungkap kerapuhan dan sifat eksploitatif dari sistem mode ultra-cepat. Kecuali ketidaksetaraan sistemik dalam produksi mode ditangani, biaya sebenarnya dari pakaian murah akan terus ditanggung oleh mereka yang paling tidak mampu membelinya.