Klon Digital Bertenaga AI Membentuk Ulang Pemasaran dan Pemodelan Fast-fashion

Diedit oleh: Екатерина С.

Kecerdasan buatan (AI) dan teknologi metaverse mendorong transformasi pemasaran fast-fashion melalui klon digital. Figur virtual ini, yang selalu dapat diakses dan mudah beradaptasi, memungkinkan merek untuk membuat kampanye yang imersif dan hemat biaya. Influencer virtual, persona yang dibuat secara digital, semakin mendapatkan pengaruh, terutama di kalangan Gen Z dan audiens digital.

Pasar influencer global diproyeksikan akan tumbuh secara signifikan, dengan munculnya influencer virtual yang menonjol di Asia. Tren ini membentuk kembali industri modeling, dengan perusahaan seperti Levi Strauss & Co. bermitra dengan perusahaan modeling AI. Kembaran digital, replika virtual dari orang sungguhan, juga semakin populer untuk pemasaran yang dipersonalisasi.

H&M memperkenalkan kembaran digital yang dihasilkan AI dari model kehidupan nyata untuk iklan, memicu perdebatan industri mengenai masalah etika. Mango meluncurkan kampanye iklan pertamanya yang menampilkan avatar yang dihasilkan AI untuk mempromosikan koleksi edisi terbatas untuk remaja putri. Influencer dan kembaran digital yang dihasilkan AI ini memperkenalkan tantangan etika dan hukum, termasuk perpindahan bakat manusia dan kekhawatiran tentang persetujuan dan kompensasi.

Merek harus menyeimbangkan inovasi dengan transparansi, mengungkapkan kapan model digital muncul dalam kampanye. Representasi digital ini harus mencakup berbagai demografi untuk benar-benar mempromosikan inklusivitas dan terlibat dengan audiens yang lebih luas. Menetapkan perlindungan etika dan hukum sangat penting, membutuhkan persetujuan eksplisit dan perhatian cermat terhadap hak kekayaan intelektual.

Apakah Anda menemukan kesalahan atau ketidakakuratan?

Kami akan mempertimbangkan komentar Anda sesegera mungkin.