Dalam konteks ekonomi, hubungan antara cuaca luar angkasa dan variabilitas denyut jantung (HRV) membuka peluang baru dan tantangan dalam industri kesehatan dan asuransi. Memahami dampak cuaca luar angkasa pada kesehatan manusia dapat mengarah pada inovasi dalam layanan kesehatan dan strategi manajemen risiko.
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa intensitas angin matahari, fluks sinar kosmik, dan resonansi Schumann memengaruhi HRV. Peningkatan intensitas angin matahari dikaitkan dengan peningkatan detak jantung, yang menunjukkan respons stres biologis. Sebaliknya, peningkatan sinar kosmik dan daya resonansi Schumann dikaitkan dengan peningkatan HRV, yang menunjukkan efek menenangkan. Analisis ekonomi dari studi ini mengungkapkan potensi biaya dan manfaat yang signifikan.
Industri asuransi kesehatan dapat menggunakan data cuaca luar angkasa untuk menilai risiko kesehatan dan menyesuaikan premi asuransi. Perusahaan teknologi dapat mengembangkan perangkat dan aplikasi yang memantau HRV dan memberikan peringatan dini tentang potensi dampak cuaca luar angkasa. Di Indonesia, potensi pasar untuk teknologi kesehatan yang terkait dengan cuaca luar angkasa sangat besar, mengingat tingginya tingkat penyakit kardiovaskular. Pemerintah dan sektor swasta perlu berkolaborasi untuk mengembangkan kebijakan dan investasi yang mendukung penelitian dan pengembangan di bidang ini, menciptakan peluang ekonomi baru dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Peluncuran misi Space Weather Follow On-Lagrange 1 (SWFO-L1) pada September 2025 akan memberikan data berharga untuk eksplorasi lebih lanjut tentang hubungan antara cuaca luar angkasa dan kesehatan manusia. Hal ini berpotensi membuka jalan bagi inovasi lebih lanjut dalam industri kesehatan dan asuransi, serta menciptakan lapangan kerja baru di bidang teknologi dan analisis data.