Penemuan terbaru dari Parker Solar Probe memberikan wawasan baru tentang aktivitas matahari, yang sangat penting dari perspektif kesehatan dan keselamatan. Misi yang dilakukan pada Desember 2024 ini, dengan pendekatan terdekat ke matahari, telah menghasilkan data berharga yang berdampak langsung pada pemahaman kita tentang cuaca luar angkasa dan potensi risikonya.
Pada 24 Desember 2024, probe mencapai jarak terdekatnya, hanya 6,1 juta kilometer dari permukaan matahari. Data yang dikumpulkan, termasuk gambar detail dari coronal mass ejections (CMEs), sangat penting untuk meningkatkan prakiraan cuaca luar angkasa. Menurut laporan dari Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) pada Juli 2025, badai matahari yang kuat dapat menyebabkan gangguan pada sistem komunikasi dan navigasi, yang berpotensi membahayakan keselamatan penerbangan dan pelayaran.
Selain itu, pemahaman yang lebih baik tentang angin matahari, yang juga dipelajari oleh Parker Solar Probe, membantu kita mengidentifikasi potensi bahaya radiasi bagi astronot dan satelit. Di Indonesia, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sedang mengembangkan sistem peringatan dini untuk aktivitas matahari, yang akan membantu melindungi infrastruktur penting dan memastikan keselamatan masyarakat. Misalnya, gangguan pada jaringan listrik akibat badai matahari dapat menyebabkan pemadaman yang luas, yang berpotensi menimbulkan risiko kesehatan dan keselamatan.
Kesimpulannya, penelitian yang dilakukan oleh Parker Solar Probe memberikan kontribusi signifikan terhadap kesehatan dan keselamatan global. Dengan meningkatkan kemampuan kita untuk memprediksi dan memahami cuaca luar angkasa, kita dapat mengambil langkah-langkah preventif untuk melindungi masyarakat dan infrastruktur penting dari potensi bahaya.