Penelitian yang diterbitkan dalam *Physical Review Letters* pada 13 Juni 2025, yang mengungkap model matematika baru tentang memori naratif manusia, memberikan wawasan menarik dari sudut pandang sosial-psikologis. Model ini menawarkan pemahaman mendalam tentang bagaimana kita menyimpan dan mengingat cerita, yang sangat relevan dengan perilaku dan interaksi sosial kita.
Penelitian yang dipimpin oleh Misha Tsodyks menemukan bahwa kinerja mengingat dan mengenali meningkat secara linear dengan panjang narasi. Namun, dengan narasi yang lebih panjang, orang cenderung meringkas daripada mengingat setiap detail. Temuan ini menyoroti bagaimana memori kita secara selektif menyimpan informasi, yang dipengaruhi oleh konteks sosial dan emosional.
Model ini memprediksi batas skala-invarian universal untuk narasi yang sangat panjang, di mana fraksi ringkasan dari narasi tetap konsisten terlepas dari panjangnya. Ini menunjukkan bahwa dalam kehidupan sehari-hari, kita seringkali fokus pada inti cerita, yang mencerminkan bagaimana kita berinteraksi dan berbagi pengalaman dengan orang lain. Misalnya, ketika menceritakan kembali sebuah peristiwa, kita cenderung menghilangkan detail yang tidak relevan dan menekankan aspek yang paling penting secara emosional.
Pemahaman tentang bagaimana memori naratif bekerja memiliki implikasi penting bagi psikologi sosial. Ini membantu kita memahami bagaimana cerita membentuk identitas, mempengaruhi perilaku, dan memengaruhi hubungan sosial. Dengan memahami bagaimana kita mengingat dan menceritakan kembali pengalaman, kita dapat lebih memahami dinamika kelompok, prasangka, dan bagaimana kita berinteraksi dalam masyarakat.
Singkatnya, model matematika ini menawarkan wawasan berharga tentang bagaimana memori naratif kita bekerja, memberikan perspektif sosial-psikologis yang mendalam tentang bagaimana kita memahami dan berinteraksi dengan dunia di sekitar kita.