Sebuah studi terbaru mengungkap keragaman genetik yang signifikan di antara kerang mutiara bibir hitam (*Pinctada margaritifera*) di seluruh Polinesia Prancis. Penemuan ini sangat penting bagi industri budidaya mutiara di wilayah tersebut, yang merupakan sumber daya ekonomi terbesar kedua setelah pariwisata.
Para peneliti menganalisis lebih dari 26.000 penanda genetik dari ratusan kerang di 24 pulau. Mereka menemukan populasi genetik yang berbeda di empat dari lima kepulauan, kecuali Kepulauan Austral, yang menyoroti ciri genetik yang unik. Hal ini menunjukkan potensi besar untuk pengembangan industri mutiara di masa depan, khususnya dalam hal pemilihan warna mutiara yang spesifik.
Temuan ini menekankan perlunya mengintegrasikan genomik populasi dengan pemodelan penyebaran larva untuk konservasi yang efektif. Pendekatan ini sangat penting untuk pengelolaan kerang mutiara yang berkelanjutan dan program pemuliaan di masa depan yang berfokus pada karakteristik warna mutiara tertentu. Industri mutiara di Asia Tenggara, termasuk Indonesia, memiliki potensi besar. Studi ini memberikan wawasan berharga yang dapat diterapkan untuk meningkatkan praktik budidaya mutiara di wilayah kita, dengan mempertimbangkan keberlanjutan dan pelestarian lingkungan. Kita perlu terus mendukung penelitian dan pengembangan di bidang ini untuk memastikan keberlanjutan industri mutiara dan memberikan manfaat bagi masyarakat.