Pemerintah Brasil, di bawah Presiden Luiz Inácio Lula da Silva, sedang mengintensifkan kampanye untuk mengenakan pajak pada orang super kaya. Inisiatif ini, yang menggunakan media sosial termasuk meme, bertujuan untuk mempromosikan "keadilan pajak." Dari sudut pandang sosial-psikologis, kampanye ini menawarkan wawasan menarik tentang bagaimana masyarakat memandang kekayaan dan keadilan.
Salah satu proposal utama adalah membebaskan individu yang berpenghasilan hingga R$5.000 per bulan dari pajak penghasilan, mulai tahun 2026. Kampanye ini juga menargetkan mereka yang berpenghasilan tinggi, dengan tujuan meningkatkan kontribusi pajak mereka. Dalam konteks sosial-psikologis, langkah ini dapat dilihat sebagai upaya untuk mengubah persepsi masyarakat tentang keadilan. Penelitian menunjukkan bahwa ketika orang merasa sistem pajak adil, mereka lebih cenderung mematuhi hukum dan mendukung kebijakan pemerintah. Sebaliknya, ketidaksetaraan yang dirasakan dapat memicu ketidakpuasan dan bahkan pemberontakan sosial.
Kampanye ini juga menggunakan media sosial untuk berinteraksi dengan masyarakat. Penggunaan meme dan konten viral lainnya bertujuan untuk memicu emosi dan mendorong percakapan tentang keadilan pajak. Strategi ini mencerminkan pemahaman tentang bagaimana opini publik dibentuk dalam era digital. Menurut studi terbaru, kampanye semacam itu dapat meningkatkan kesadaran masyarakat tentang isu-isu sosial dan mendorong mereka untuk terlibat dalam diskusi publik. Namun, efektivitas kampanye semacam itu juga bergantung pada bagaimana pesan disampaikan dan bagaimana masyarakat meresponsnya. Jika pesan tersebut dianggap terlalu konfrontatif atau tidak realistis, kampanye tersebut dapat gagal mencapai tujuannya.
Secara keseluruhan, kampanye pajak untuk orang super kaya di Brasil menawarkan studi kasus yang menarik tentang bagaimana pemerintah dapat menggunakan alat sosial-psikologis untuk mempromosikan keadilan pajak dan melibatkan masyarakat dalam diskusi tentang kekayaan dan kesetaraan.