Ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa (UE) semakin meningkat, menciptakan dinamika ekonomi global yang kompleks. Bagi Indonesia, situasi ini menghadirkan peluang sekaligus tantangan yang perlu dicermati. AS berencana mengenakan tarif 30% pada impor dari UE, yang akan berdampak pada berbagai sektor. Di saat yang sama, Indonesia sedang berupaya memperkuat hubungan dagang dengan UE melalui Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA).
Presiden Prabowo Subianto menekankan pentingnya hubungan dengan AS dan UE. Indonesia melihat kedua pihak sebagai mitra dagang yang sangat penting. Di tengah ancaman tarif dari AS, Indonesia berupaya mencari kesepakatan perdagangan yang saling menguntungkan dengan UE. CEPA diharapkan dapat menurunkan tarif impor dan membuka pasar baru bagi produk-produk Indonesia, terutama di sektor pertanian, otomotif, dan jasa.
Namun, Indonesia juga menghadapi tantangan. AS telah mengancam akan mengenakan tarif 32% pada barang-barang Indonesia mulai 1 Agustus 2025, jika tidak tercapai kesepakatan perdagangan bilateral. Situasi ini memaksa Indonesia untuk bergerak cepat dalam negosiasi dengan AS, sambil terus menjajaki peluang di pasar lain, termasuk dengan UE dan negara-negara di kawasan Eurasia.
Perjanjian CEPA dengan UE diharapkan dapat menjadi solusi untuk menghadapi ketidakpastian perdagangan global. Pada tahun 2024, perdagangan bilateral antara UE dan Indonesia mencapai €30,1 miliar. UE mengekspor €10,8 miliar barang ke Indonesia, sementara impor Indonesia mencapai €19,3 miliar. Investasi langsung asing (FDI) UE di Indonesia mencapai €25,1 miliar pada tahun 2023. Kesepakatan ini diharapkan dapat meningkatkan investasi UE di sektor-sektor prioritas Indonesia seperti energi terbarukan, semikonduktor, dan turunan mineral.
Kesimpulannya, perang dagang AS-UE memberikan dampak signifikan bagi Indonesia. Dengan memanfaatkan peluang dari CEPA dan bernegosiasi secara aktif dengan AS, Indonesia dapat mengurangi dampak negatif dan memperkuat posisinya dalam perdagangan global. Diversifikasi pasar dan investasi strategis menjadi kunci untuk menghadapi tantangan di tengah ketegangan perdagangan global.