Peluncuran 24 satelit Kuiper oleh Amazon dan SpaceX pada 16 Juli 2025, menandai langkah signifikan dalam ambisi internet satelit global. Dari sudut pandang kesehatan dan keselamatan, proyek ini menimbulkan beberapa pertanyaan penting yang perlu dipertimbangkan.
Amazon telah menginvestasikan lebih dari $10 miliar dalam Proyek Kuiper, dengan rencana sekitar 1.600 satelit operasional pada Juli 2026. Kerja sama dengan SpaceX, yang memiliki konstelasi Starlink sendiri, menyoroti lanskap kompetitif di sektor internet satelit. Namun, peluncuran satelit seperti ini memiliki potensi risiko yang perlu dikelola dengan hati-hati.
Salah satu kekhawatiran utama adalah potensi dampak radiasi dari satelit terhadap kesehatan manusia. Meskipun satelit dirancang untuk memancarkan sinyal dengan daya rendah, paparan jangka panjang terhadap radiasi elektromagnetik masih menjadi perhatian. Selain itu, puing-puing luar angkasa yang dihasilkan dari peluncuran dan potensi tabrakan satelit dapat menimbulkan bahaya bagi satelit lain dan bahkan stasiun luar angkasa.
Di Indonesia, di mana akses internet belum merata, kehadiran satelit Kuiper dapat memberikan solusi. Namun, pemerintah dan masyarakat perlu memastikan bahwa teknologi ini diterapkan dengan mempertimbangkan aspek kesehatan dan keselamatan. Hal ini termasuk pemantauan radiasi, pengelolaan limbah luar angkasa, dan penyediaan informasi yang jelas kepada masyarakat tentang potensi risiko.
Kesimpulannya, peluncuran satelit Kuiper menawarkan harapan baru untuk konektivitas global. Namun, penting untuk mengelola risiko kesehatan dan keselamatan yang terkait dengan teknologi ini secara bertanggung jawab. Dengan pendekatan yang hati-hati dan berwawasan, kita dapat memanfaatkan manfaat internet satelit sambil melindungi kesehatan dan keselamatan masyarakat.