Nilai tukar Rupiah Indonesia jatuh ke level terlemah dalam lima tahun terakhir, ditutup pada Rp 16.454 per Dolar AS pada 27 Februari. Ini menandai titik terendah sejak April 2020. Penurunan mata uang ini disebabkan oleh ketidakpastian global yang berkelanjutan dan kebijakan domestik yang tidak jelas. Aversi risiko global, yang didorong oleh kekhawatiran perang dagang, telah memperkuat Dolar AS dan mendorong investor untuk mencari mata uang safe-haven. Di dalam negeri, kurangnya kejelasan dalam kebijakan pemerintah yang baru telah menyebabkan investor mengambil sikap wait-and-see, mengurangi kepemilikan aset Indonesia mereka. Para analis memprediksi tekanan berkelanjutan pada Rupiah, berpotensi mencapai Rp 16.500 per dolar pada Q1 2025 dan mungkin melemah hingga Rp 16.700 per dolar pada Q3 2025. Intervensi Bank Indonesia dan implementasi peraturan hasil ekspor diharapkan dapat membatasi depresiasi lebih lanjut. Mata uang ini diproyeksikan akan diperdagangkan antara Rp 16.000 dan Rp 16.600 per dolar, dengan potensi penurunan yang lebih tajam menuju Rp 17.000 jika ketegangan perang dagang meningkat secara signifikan.
Rupiah Indonesia Sentuh Level Terendah 5 Tahun di Tengah Ketidakpastian Kebijakan dan Aversi Risiko Global
Baca lebih banyak berita tentang topik ini:
Apakah Anda menemukan kesalahan atau ketidakakuratan?
Kami akan mempertimbangkan komentar Anda sesegera mungkin.