Sekolah harus menjadi lingkungan yang memelihara, bukan hanya ruang belajar kognitif. Kesehatan mental merupakan bagian integral dari pendidikan, sama pentingnya dengan matematika atau bahasa. Era digital membawa tekanan baru seperti perbandingan sosial dan perundungan dunia maya, yang berdampak pada kesejahteraan mental siswa. Banyak siswa menyembunyikan luka psikologis yang dalam di balik layar ponsel mereka. Paparan media sosial yang berlebihan dapat mengikis kesejahteraan mental, terutama pada kaum muda. Sekolah-sekolah melihat lebih banyak kasus stres dan kecemasan siswa. Namun, tidak semua sekolah memiliki konselor terlatih atau program kesehatan mental yang terstruktur. Interaksi emosional dan dukungan psikologis di lingkungan belajar secara signifikan memengaruhi perkembangan otak anak. Mengintegrasikan pendidikan kesehatan mental dapat dimulai dengan pelajaran dasar tentang emosi, manajemen stres, dan mencari bantuan. Guru dan orang tua membutuhkan pemahaman dasar tentang kesehatan mental untuk mendukung anak-anak yang kesulitan. Sekolah perlu menjadi rumah kedua yang memelihara tubuh, pikiran, dan perasaan siswa. Mengatasi stigma kesehatan mental dan memberikan pelatihan guru yang memadai adalah langkah pertama yang krusial.
Kesehatan mental: mengintegrasikan kesejahteraan emosional ke dalam sekolah
Diedit oleh: Olga Samsonova
Baca lebih banyak berita tentang topik ini:
CBSE akan Menerapkan Ujian Kelas 10 Dua Kali Setahun dan Kurikulum Global
Venezuela Akan Menerapkan Metode Pengajaran Baru dalam Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam untuk Tahun Ajaran 2025-2026
Kebangkitan Tulisan Tangan: Perpustakaan dan Sekolah Merangkul Tulisan Tangan pada Tahun 2025 untuk Peningkatan Literasi dan Perkembangan Kognitif
Apakah Anda menemukan kesalahan atau ketidakakuratan?
Kami akan mempertimbangkan komentar Anda sesegera mungkin.