Islandia Bergulat dengan Ketegangan AS-Eropa Pasca Pemilu 2024 di Tengah Kekhawatiran Keamanan Arktik

Edited by: Татьяна Гуринович

Islandia, yang berlokasi strategis antara Amerika Utara dan Eropa, sedang menavigasi kompleksitas geopolitik yang meningkat. Sebagai anggota pendiri NATO tanpa militer sendiri dan bukan bagian dari UE, Islandia menyeimbangkan kepentingan yang bersaing di tengah meningkatnya ketegangan.

Perpecahan yang berkembang antara AS dan Eropa memberikan tekanan pada Islandia. AS memandang Islandia sangat penting untuk keamanan dalam negeri, khususnya untuk deteksi kapal selam di sepanjang Punggungan Tengah Atlantik. Hal ini menyebabkan peningkatan aktivitas militer di Arktik, yang diperburuk oleh perubahan iklim.

Warga Islandia secara aktif memperdebatkan peningkatan aktivitas pertahanan dan kemungkinan aksesi UE. Perdana Menteri Kristrun Frostadottir merencanakan referendum untuk memulai pembicaraan keanggotaan UE pada tahun 2027. Wacana publik tentang pertahanan sangat penting, terutama karena aktivitas militer relatif tidak menonjol.

Penjaga pantai Islandia mengambil peran yang lebih signifikan dalam pertahanan. Perekonomian negara telah mendapat manfaat dari listrik hijau murah dan inovasi. Hubungan militer AS dengan Islandia dimulai sejak Perang Dunia II, dan Islandia tetap relevan di NATO pasca-Perang Dingin, dengan menjadi tuan rumah latihan NATO.

Pernyataan mantan Presiden Trump tentang Greenland dan hubungan yang tegang dengan Eropa telah menyebabkan keresahan di Islandia. Perdana Menteri Frostadottir bertujuan untuk mencegah referendum UE dianggap sebagai pilihan antara AS dan Eropa. Beberapa orang menganjurkan referendum lebih awal karena potensi perubahan dalam kebijakan AS.

Apakah Anda menemukan kesalahan atau ketidakakuratan?

Kami akan mempertimbangkan komentar Anda sesegera mungkin.