AS Menetapkan Tarif 27% untuk Barang-Barang India di Tengah Pembicaraan Perjanjian Perdagangan yang Sedang Berlangsung

Amerika Serikat telah mengumumkan tarif timbal balik untuk barang-barang India yang memasuki pasar Amerika, berlaku mulai 9 April 2025, mencapai 27%. Tindakan ini berdampak pada lebih dari 60 negara. Barang-barang dari India sudah menghadapi tarif 25% untuk baja, aluminium, dan produk otomotif yang diberlakukan sebelumnya. Pengecualian termasuk farmasi, semikonduktor, tembaga, dan produk energi seperti minyak, gas, batu bara, dan LNG. AS menyebut peningkatan manufaktur domestik dan memangkas defisit perdagangannya sebagai alasan untuk tarif tersebut. Pada 2023-24, AS memiliki defisit perdagangan sebesar $45,7 miliar dalam barang dengan India. Kementerian Perdagangan India sedang menganalisis dampaknya. Federasi Organisasi Ekspor India (FIEO) mencatat tantangan tetapi percaya posisi India relatif menguntungkan dibandingkan dengan pesaing. Negosiasi untuk Perjanjian Perdagangan Bilateral (BTA) antara AS dan India bertujuan untuk meningkatkan perdagangan bilateral. AS mendorong India untuk menegosiasikan perjanjian perdagangan besar sambil berusaha membuka sektor pertanian untuk bisnis Amerika. Kedua belah pihak secara luas mencapai pemahaman tentang langkah-langkah selanjutnya menuju BTA multi-sektor yang saling menguntungkan, dengan tujuan untuk menyelesaikan tahap pertama pada musim gugur (Agustus-September) 2025. Dari 2021-22 hingga 2023-24, AS adalah mitra dagang terbesar India, menyumbang sekitar 18% dari total ekspor barang India. Pada 2023-24, India memiliki surplus perdagangan sebesar $35,32 miliar dalam barang dengan AS. Ekspor utama India ke AS pada tahun 2024 termasuk formulasi obat dan biologi ($8,1 miliar), dan instrumen telekomunikasi ($6,5 miliar). Impor utama termasuk minyak mentah ($4,5 miliar), dan produk petroleum ($3,6 miliar).