Pabrikan mobil Cina berada di garis depan dalam mengembangkan kendaraan listrik dengan generator bensin, yang dikenal sebagai range extender (EREV), untuk mengurangi kecemasan jangkauan. Kendaraan ini menggabungkan baterai, motor listrik, dan generator bensin kecil untuk memperpanjang jangkauan mengemudi mereka.
Pada tahun 2024, teknologi EREV mengalami pertumbuhan signifikan di Cina, dengan penjualan melebihi satu juta unit, menangkap 6% pangsa pasar. Meskipun ini kurang dari 28% pangsa pasar yang dipegang oleh kendaraan listrik, pertumbuhan EREV menunjukkan peningkatan permintaan untuk kendaraan yang menjembatani kesenjangan antara mobil bensin tradisional dan kendaraan listrik sepenuhnya. Bloomberg New Energy Finance (BNEF) melaporkan bahwa produsen seperti SAIC Motor dan Zhejiang Geely Holding merangkul EREV, dengan Li Auto memimpin pasar Cina di sektor ini.
Pabrikan mobil global juga mengakui potensi EREV. Stellantis berencana untuk meluncurkan versi EREV dari pickup Ram 1500 di Amerika Serikat pada paruh pertama tahun 2025, didorong oleh minat konsumen yang kuat. Volkswagen bermaksud untuk memperkenalkan pickup EREV di AS di bawah merek Scout-nya pada tahun 2027. Model-model ini menawarkan solusi praktis bagi konsumen yang mencari penggerak listrik dengan jaminan jangkauan yang diperpanjang untuk perjalanan yang lebih jauh.
EREV memungkinkan produsen untuk menawarkan kendaraan dengan jangkauan listrik yang substansial, seringkali sekitar 240 kilometer, sambil berpotensi berharga lebih murah daripada mobil listrik sepenuhnya karena paket baterai yang lebih kecil. Sebuah studi McKinsey menunjukkan bahwa biaya powertrain EREV bisa $6.000 lebih rendah daripada powertrain BEV. Efektivitas biaya ini, dikombinasikan dengan jangkauan yang diperpanjang, menjadikan EREV pilihan yang menarik bagi konsumen, terutama di wilayah dengan infrastruktur pengisian daya yang berkembang atau bagi mereka yang memiliki kebutuhan khusus seperti perjalanan panjang dan penarik.
Sebuah survei menunjukkan bahwa hampir seperempat orang di Eropa dan Amerika Serikat akan mempertimbangkan EREV untuk pembelian kendaraan berikutnya. Seiring kemajuan teknologi baterai dan penurunan biaya, kesenjangan antara biaya produksi EREV dan BEV diperkirakan akan menyempit, semakin memperkuat peran range extender dalam transisi ke mobilitas listrik.