Pada 14 Mei 2025, para duta besar Uni Eropa (UE) di Brussel menyetujui paket sanksi ke-17 terhadap Rusia. Ini bertujuan untuk meningkatkan tekanan pada Rusia untuk mengakhiri perang di Ukraina. Para menteri pertahanan UE diperkirakan akan memberikan persetujuan akhir mereka pada 20 Mei.
Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen menyatakan bahwa UE semakin membatasi akses Rusia ke teknologi medan perang. Sanksi baru tersebut mencakup tindakan terhadap 189 kapal dari "armada bayangan" Rusia yang digunakan untuk menghindari pembatasan ekspor minyak.
Perwakilan Tinggi UE Kaja Kallas mencatat bahwa sanksi tersebut meningkatkan tekanan pada rezim Vladimir Putin. UE telah menjatuhkan sanksi yang menargetkan 2.400 individu dan entitas sejak invasi Rusia ke Ukraina pada Februari 2022. Tindakan tersebut juga menargetkan sekitar 30 perusahaan yang terlibat dalam penghindaran sanksi dan 75 sanksi terhadap entitas dan individu yang terkait dengan kompleks industri-militer Rusia.