Pada 19 Juli 2025, protes anti-imigrasi berlangsung di berbagai kota di Polandia, termasuk Warsawa, Krakow, dan Gdansk. Demonstrasi ini dipimpin oleh partai sayap kanan Konfederacja, yang menuntut penutupan perbatasan Polandia dengan negara-negara tetangga seperti Jerman, Lithuania, Ukraina, dan Slovakia. Para peserta membawa spanduk dengan slogan-slogan seperti 'Stop Invasi Imigran' dan 'Tidak untuk Imigrasi'.
Di Warsawa, bentrokan terjadi antara demonstran anti-imigrasi dan kelompok kontra-protes yang mengusung slogan anti-fasis. Polisi turun tangan untuk mengendalikan situasi dan mencegah eskalasi lebih lanjut. Meskipun beberapa laporan menyebutkan bahwa sekitar 3.000 orang berpartisipasi dalam protes terbesar di Katowice, jumlah pasti peserta sulit diverifikasi secara independen.
Protes ini mencerminkan ketegangan sosial yang meningkat terkait isu imigrasi di Polandia. Beberapa analisis menunjukkan bahwa kelompok yang merasa terancam oleh imigrasi cenderung menunjukkan peningkatan bias terhadap kelompok internal dan prasangka terhadap kelompok eksternal. Selain itu, penggunaan simbol anti-Muslim dan anti-Semit dalam beberapa demonstrasi menyoroti masalah sosial yang lebih dalam yang perlu ditangani secara komprehensif.
Peristiwa ini menimbulkan pertanyaan tentang arah politik Polandia di masa depan. Memahami dinamika sosial-psikologis di balik protes ini penting untuk merumuskan kebijakan yang efektif dan mempromosikan kohesi sosial di negara tersebut.