Para peneliti di Johns Hopkins University di Baltimore telah mengembangkan robot bedah yang disebut SRT-H (Surgical Robot Transformer-Hierarchy). Robot ini telah berhasil melakukan operasi pengangkatan kantung empedu pada kadaver babi. Inovasi ini menandai langkah maju yang signifikan dalam bidang teknologi, khususnya dalam dunia medis.
SRT-H dilatih menggunakan 'pembelajaran imitasi', yang memungkinkannya menganalisis dan meniru gerakan ahli bedah berpengalaman. Robot ini menunjukkan tingkat akurasi yang luar biasa, menyelesaikan operasi dengan presisi 100%. Keunggulan ini menunjukkan potensi besar teknologi robotik dalam meningkatkan presisi dan efisiensi prosedur bedah.
Salah satu aspek penting dari SRT-H adalah kemampuannya untuk beradaptasi dengan perubahan tak terduga selama operasi. Fleksibilitas ini sangat penting untuk memastikan keselamatan pasien dan keberhasilan operasi. Menurut laporan terbaru, penggunaan robot dalam operasi pengangkatan kantung empedu dapat mengurangi waktu pemulihan pasien rata-rata 2 hingga 3 hari, yang merupakan manfaat signifikan bagi kesehatan dan kesejahteraan.
Selain itu, pengembangan robot bedah seperti SRT-H dapat mengurangi beban kerja ahli bedah, memungkinkan mereka untuk fokus pada aspek yang lebih kompleks dari prosedur. Penelitian di bidang ini terus berlanjut, dan diharapkan bahwa teknologi ini akan diterapkan dalam lingkungan klinis dalam waktu dekat, mengubah praktik bedah dan meningkatkan perawatan pasien.