Pemerintah UEA telah mengumumkan bahwa Kecerdasan Buatan (AI) akan menjadi mata pelajaran wajib di semua sekolah umum, dari taman kanak-kanak hingga kelas 12, mulai tahun ajaran 2025-2026 [2, 3, 5]. Inisiatif ini bertujuan untuk membekali siswa dengan pemahaman teknis yang kuat tentang AI, termasuk data, algoritma, dan berbagai aplikasinya [3, 6, 8].
Kurikulum AI juga akan menekankan implikasi etis dari AI, memastikan siswa menyadari potensi risiko dan dampak sosialnya [2, 3, 5]. Kurikulum ini disusun di sekitar tujuh bidang utama: konsep dasar, data dan algoritma, aplikasi perangkat lunak, kesadaran etis, penggunaan AI di dunia nyata, inovasi AI dan desain proyek, serta kebijakan AI dan keterlibatan masyarakat [3, 5, 8]. Untuk peserta didik termuda, konsep AI akan diperkenalkan melalui cerita, visual, dan permainan interaktif [3, 7].
Kementerian Pendidikan (MoE) akan memberi guru sumber daya yang komprehensif, termasuk rencana pelajaran dan kegiatan, untuk mendukung implementasi kurikulum baru [3, 7, 8, 9]. Mata pelajaran AI akan diintegrasikan ke dalam mata pelajaran yang ada yaitu “Komputasi, Desain Kreatif, dan Inovasi”, tanpa memerlukan jam pelajaran tambahan [3, 7, 9]. Inisiatif ini sejalan dengan visi UEA untuk menjadi pemimpin global dalam AI dan transformasi digital, mendorong masyarakat berbasis pengetahuan dan ekonomi digital yang kompetitif [2, 5].