Penyanyi Nigeria, Tems, memberikan penampilan bersejarah di acara halftime show Final Piala Dunia Antarklub FIFA perdana. Acara ini menandai pertama kalinya seorang artis Afrika menjadi bintang utama halftime show. Mari kita telaah peristiwa ini dari perspektif sosial-psikologis.
Pertunjukan yang diadakan di Stadion MetLife di New Jersey ini menampilkan Tems bersama Doja Cat dan J Balvin. Coldplay dan Emmanuel Kelly membuat penampilan kejutan selama pertunjukan 15 menit yang diproduksi bersama oleh FIFA dan Global Citizen. Tems membawakan lagu pemenang Grammy-nya, "Love Me JeJe." Halftime show ini juga mendukung FIFA Global Citizen Education Fund, yang bertujuan untuk mengumpulkan dana untuk pendidikan global. Piala Dunia Antarklub FIFA 2025, turnamen 32 tim, diakhiri dengan penampilan ini, yang disiarkan secara global melalui DAZN.com.
Dari sudut pandang sosial-psikologis, penampilan Tems di panggung global seperti ini memiliki dampak yang signifikan. Kehadiran seorang seniman Afrika di panggung utama, khususnya di acara olahraga bergengsi, mengirimkan pesan kuat tentang inklusi dan representasi. Hal ini dapat memicu rasa kebanggaan dan inspirasi bagi komunitas Afrika dan diaspora di seluruh dunia. Penampilan Tems juga menyoroti pentingnya keragaman budaya dalam hiburan global. Pemilihan lagu "Love Me JeJe" dengan liriknya yang menyentuh dan melodi yang menarik, mampu membangkitkan emosi dan menciptakan koneksi yang kuat dengan penonton. Ini menunjukkan bagaimana musik dapat menjadi jembatan yang menghubungkan berbagai budaya dan latar belakang.
Selain itu, acara ini juga memberikan contoh bagaimana kolaborasi antara organisasi global seperti FIFA dan Global Citizen dapat memanfaatkan platform mereka untuk mendukung tujuan sosial seperti pendidikan. Dengan menggabungkan hiburan dengan pesan sosial, acara ini menciptakan pengalaman yang lebih bermakna dan mendorong penonton untuk terlibat dalam isu-isu global.