'I Only Rest in the Storm' karya Pedro Pinho, yang dipamerkan di kategori Un Certain Regard di Festival Film Cannes 2025 yang berlangsung dari 13 hingga 24 Mei, menggali tema-tema neo-kolonialisme. Film yang syutingnya dilakukan selama enam bulan di Afrika Barat ini, menguji identitas dan transformasi melalui karakter dan latar.
Berlatar di Guinea-Bissau, film ini berpusat pada Sergio, seorang insinyur lingkungan Portugis yang bertugas menilai dampak ekologis dari jalan baru. Interaksi Sergio dengan Diara dan Guilherme, dua penduduk lokal, menyoroti kompleksitas hubungan neo-kolonial. Film ini menghindari kesan terlalu didaktik, dan lebih berfokus pada keinginan dan hubungan karakter.
'I Only Rest in the Storm' mengeksplorasi peran sinema dalam merefleksikan kolonialisme modern. Film ini menggunakan lanskap dan refleksi karakter yang intens untuk mengeksplorasi tema-tema ini. Bagian Un Certain Regard bertujuan untuk menyoroti tren dan suara sinematik baru, dengan film 'Promised Sky' karya sutradara Tunisia Erige Sehiri membuka bagian tersebut pada 14 Mei 2025.