Sebuah studi terbaru telah mengungkapkan korelasi antara siklus matahari dan pola kekeringan di Eropa, khususnya di Jerman. Penelitian ini berfokus pada siklus Hale, siklus matahari sekitar 22 tahun, dan dampaknya terhadap curah hujan.
Indeks Evapotranspirasi Presipitasi Terstandarisasi (SPEI) digunakan untuk menilai kondisi kekeringan. Analisis menunjukkan bahwa intensitas kekeringan di Jerman dan sebagian Eropa berfluktuasi dengan siklus Hale.
Tahun-tahun dengan aktivitas matahari rendah, terutama pada tahun siklus ke-9, menunjukkan peningkatan intensitas kekeringan. Hal ini diamati di beberapa ibu kota Eropa, termasuk Berlin, Paris, dan Madrid.
Proyeksi menunjukkan peningkatan risiko kekeringan ekstrem antara tahun 2027 dan 2029. Selama periode ini, siklus Hale akan berada pada tahun-tahun rawan kekeringan ke-17 hingga 19.
Studi ini menyoroti pentingnya mempertimbangkan pengaruh matahari dalam penelitian iklim. Hal ini menggarisbawahi perlunya peningkatan model iklim dan langkah-langkah proaktif untuk melindungi ekosistem dan pertanian.