Deteksi gelombang gravitasi telah mengalami revolusi berkat kecerdasan buatan (AI). Para peneliti di Max Planck Institute for the Science of Light di Jerman telah mengembangkan algoritma AI bernama Urania. Inovasi ini, yang juga memiliki implikasi untuk kesehatan dan keselamatan, menawarkan cara baru untuk memahami alam semesta.
Urania telah merancang 50 konfigurasi detektor gelombang gravitasi baru. Desain yang dihasilkan AI ini melampaui kemampuan instrumen buatan manusia seperti LIGO dan Virgo. AI mengoptimalkan variabel dan komponen yang kompleks, yang mengarah pada peningkatan sensitivitas. Peningkatan ini dapat memperluas volume alam semesta yang dapat diamati, yang berpotensi meningkatkan kemampuan kita untuk mendeteksi peristiwa kosmik yang lebih jauh dan lebih halus.
Penemuan ini membuka jalan baru untuk memahami alam semesta. Detektor baru ini dapat meningkatkan sensitivitas terhadap gelombang gravitasi dari supernova hingga 1,6 kali lipat dibandingkan dengan peningkatan Voyager LIGO yang akan datang. Hal ini berpotensi menggandakan jumlah peristiwa yang dapat dideteksi. Penemuan ini menyoroti potensi AI untuk melampaui kemampuan manusia dalam bidang ilmiah yang kompleks. Dengan demikian, penelitian ini dapat memberikan kontribusi penting bagi pengembangan instrumen ilmiah di masa depan, yang pada gilirannya dapat membuka misteri alam semesta dan mendefinisikan kembali lanskap eksplorasi ilmiah, serta berkontribusi pada keselamatan dengan memberikan peringatan dini untuk peristiwa kosmik.