Para peneliti di Universitas Kyoto, Jepang, telah menemukan bahwa sel sperma manusia bergerak dengan cara yang tidak sesuai dengan Hukum Gerak Ketiga Newton. Studi ini mengungkap bagaimana sel sperma berenang melalui cairan kental, membuka peluang bagi kemajuan di bidang mikrorobotika dan bioengineering.
Hukum Newton menyatakan bahwa setiap aksi memiliki reaksi yang sama dan berlawanan. Namun, sel sperma menunjukkan perilaku berbeda, berenang efisien melalui lingkungan yang sulit. Tim yang dipimpin oleh Kenta Ishimoto menemukan bahwa ekor sperma, atau flagela, membengkok dengan cara yang menghindari hambatan yang diharapkan. Hal ini dijelaskan oleh konsep "elastisitas ganjil", yang menggambarkan bagaimana struktur mikroskopis seperti ekor sperma berubah bentuk untuk menghindari umpan balik dari cairan di sekitarnya.
Penemuan ini memberikan peluang besar untuk inovasi teknologi. Industri teknologi Indonesia berkembang pesat, dengan pertumbuhan signifikan dalam bidang robotika dan biomedis. Pengembangan robot mini yang terinspirasi oleh pergerakan sperma dapat digunakan dalam berbagai aplikasi, mulai dari pengiriman obat yang ditargetkan dalam tubuh manusia hingga eksplorasi lingkungan yang sulit dijangkau. Hal ini juga sejalan dengan visi pemerintah untuk mendorong inovasi dan pengembangan teknologi tinggi di Indonesia, menciptakan peluang baru bagi para ilmuwan dan insinyur.