Kemajuan Nanoteknologi Merevolusi Pertanian: Dampak Global

Diedit oleh: Vera Mo

Nanoteknologi berkembang pesat, memengaruhi berbagai bidang mulai dari kedokteran hingga pertanian. Teknologi ini memanipulasi material pada skala nano (1-100 nanometer), meningkatkan sifat-sifat seperti kekuatan dan konduktivitas. Aplikasinya mencakup berbagai sektor, termasuk pengiriman obat yang ditargetkan dan peningkatan sel surya. Di Oman, nanoteknologi mengatasi tantangan dalam pengelolaan air dan tanah. Studi menunjukkan bahwa nanohidrogel dapat meningkatkan retensi air tanah hingga 50%, mengurangi kebutuhan irigasi. Nanosensor digunakan untuk memantau kondisi tanah secara real-time, mengoptimalkan irigasi dan penggunaan pupuk, yang berpotensi mengurangi konsumsi air sebesar 20-30%. Nanopartikel juga meningkatkan efisiensi pupuk, meningkatkan penyerapan nutrisi oleh tanaman sebesar 40% dibandingkan dengan pupuk tradisional, sekaligus mengurangi dampak lingkungan. Mereka melindungi tanaman dari panas dan kekeringan, sehingga meningkatkan hasil panen. Teknologi ini dapat mengubah pertanian di wilayah yang menghadapi kelangkaan air dan degradasi tanah, mempromosikan praktik berkelanjutan dan ketahanan pangan. Dr. Saif bin Ali Al-Khamisi, Direktur Pusat Penelitian Pohon Kurma, menekankan perlunya kolaborasi antara lembaga penelitian dan sektor pertanian untuk memanfaatkan sepenuhnya potensi nanoteknologi. Dengan investasi dan pengembangan berkelanjutan, nanoteknologi menjanjikan untuk merevolusi pertanian secara global.

Apakah Anda menemukan kesalahan atau ketidakakuratan?

Kami akan mempertimbangkan komentar Anda sesegera mungkin.