Para peneliti di Carl R. Woese Institute for Genomic Biology telah berhasil menggunakan kecerdasan buatan (AI) generatif untuk merancang urutan penargetan mitokondria (MTS) baru [1, 4, 5]. Inovasi ini menjanjikan untuk meningkatkan studi dan manipulasi mitokondria, organel penghasil energi sel [1, 5, 7].
AI mengidentifikasi karakteristik kunci dari MTS yang efektif, seperti muatan positif dan kecenderungan untuk membentuk α-heliks [1, 2]. Tim kemudian membuat satu juta MTS yang dihasilkan AI dan secara eksperimental menilai kemampuan penargetan mitokondria dari 41 urutan ini, mencapai tingkat keberhasilan 50% hingga 100% di seluruh sel ragi, tumbuhan, dan mamalia [1, 6].
Urutan yang dirancang AI ini telah berhasil diterapkan dalam rekayasa metabolisme dan pengiriman protein, membuka kemungkinan baru untuk aplikasi terapeutik dan pemahaman yang lebih dalam tentang evolusi mitokondria [1, 2, 5]. Studi ini, yang diterbitkan pada Mei 2025, menggarisbawahi potensi AI dalam biologi sintetik dan bioteknologi dengan mengatasi keterbatasan ketersediaan MTS yang beragam, yang sangat penting untuk penelitian dan pengembangan yang efisien dalam biologi mitokondria [1, 4, 7].