Para ilmuwan telah menemukan kompleks protein unik pada parasit malaria, menawarkan target baru potensial untuk mengganggu siklus hidupnya dan memerangi penyakit tersebut. Temuan ini dapat mengarah pada strategi inovatif untuk mencegah penularan malaria, menyelamatkan banyak nyawa di seluruh dunia.
Penelitian berfokus pada parasit Plasmodium, penyebab malaria, dan kompleks protein yang disebut Arp2/3. Kompleks ini memainkan peran penting dalam pembelahan sel dan sangat penting untuk reproduksi parasit di dalam inang nyamuk. Studi ini mengungkapkan bahwa kompleks Arp2/3 pada Plasmodium memiliki fitur unik dibandingkan dengan kompleks serupa pada organisme lain.
Kompleks Arp2/3 bekerja dengan aktin, protein yang membentuk filamen, untuk membangun kerangka internal sel. Pada parasit malaria, kompleks ini tampaknya terlibat dalam pelekatan kromosom ke gelendong selama pembentukan gamet jantan. Gamet adalah sel reproduksi parasit. Para peneliti menemukan bahwa tanpa kompleks Arp2/3 yang berfungsi, parasit menghasilkan gamet jantan hanya dengan setengah dari materi genetiknya, yang mengarah pada masalah perkembangan.
Studi ini juga menyoroti pentingnya bentuk aktin tertentu, yang disebut aktin 2, yang hanya ditemukan di Plasmodium. Isoform aktin ini sangat penting untuk gametogenesis jantan, proses pembentukan gamet jantan. Kompleks Arp2/3 dapat memfasilitasi polimerisasi aktin 2 di sepanjang gelendong selama proses ini. Tidak adanya kompleks ini atau aktin 2 menyebabkan ketidakmampuan parasit untuk bereproduksi dengan benar.
Para peneliti mengidentifikasi bahwa kompleks Arp2/3 Plasmodium berbeda dari yang ada pada organisme lain. Ia kekurangan beberapa subunit khas dan dapat diaktifkan oleh mekanisme yang berbeda. Keunikan ini dapat dieksploitasi untuk mengembangkan obat yang secara khusus menargetkan kompleks Arp2/3 parasit tanpa merugikan inang manusia. Penemuan kompleks unik ini membuka jalan baru untuk pengobatan malaria.
Dengan memahami bagaimana kompleks Arp2/3 berfungsi dalam Plasmodium, para ilmuwan dapat mengembangkan strategi baru untuk mengganggu siklus hidup parasit. Ini dapat melibatkan pembuatan obat yang mengganggu aktivitas kompleks, mencegah parasit bereproduksi dan menyebarkan penyakit. Penelitian ini menawarkan harapan untuk pengendalian dan pencegahan malaria yang lebih efektif, yang pada akhirnya bermanfaat bagi kesehatan global.