Para ilmuwan dari Amerika Serikat dan Inggris telah mengumumkan penemuan penggabungan lubang hitam terbesar yang pernah terdeteksi. Peristiwa ini, yang dideteksi oleh Laser Interferometer Gravitational-Wave Observatory (LIGO), menghasilkan lubang hitam tunggal dengan massa sekitar 265 kali massa Matahari.
Penggabungan ini terjadi sekitar 10 miliar tahun cahaya dari Bumi. Dua lubang hitam yang terlibat dalam peristiwa ini memiliki massa sekitar 100 dan 140 kali massa Matahari, berputar pada kecepatan ekstrem. Penemuan ini memberikan wawasan berharga tentang pembentukan dan evolusi lubang hitam di alam semesta awal.
Penemuan ini telah memicu minat besar di kalangan komunitas ilmiah internasional. Para ilmuwan di seluruh dunia sedang menganalisis data dari LIGO untuk memahami lebih lanjut tentang peristiwa kosmik ini. Di Indonesia, para astronom dan fisikawan juga mengikuti perkembangan ini dengan antusias, melihatnya sebagai terobosan penting dalam studi astrofisika.
Penemuan ini membuka jalan bagi penelitian lebih lanjut tentang sifat-sifat lubang hitam dan bagaimana mereka berinteraksi dengan lingkungan mereka. Para ilmuwan berharap untuk menggunakan data dari LIGO dan observatorium lainnya untuk mengungkap lebih banyak misteri alam semesta.