Sebuah studi terbaru dari Universitas Humboldt Berlin dan Universitas Queen Mary London telah mencapai tingkat presisi baru dalam memodelkan tabrakan lubang hitam dan bintang neutron. Terobosan ini secara signifikan meningkatkan kemampuan kita untuk memahami gelombang gravitasi.
Teknik canggih tim, yang diambil dari teori medan kuantum, telah memungkinkan mereka untuk menghitung orde post-Minkowskian (5PM) kelima untuk observabel seperti sudut hamburan, energi radiasi, dan sentakan. Hasil yang mengejutkan dari penelitian ini adalah munculnya periode tiga kali lipat Calabi-Yau, struktur geometris yang biasanya terkait dengan teori string dan geometri aljabar, dalam konteks energi radiasi dan sentakan. Konstruksi matematis ini sekarang menunjukkan relevansi dalam menggambarkan fenomena astrofisika nyata.
Dengan observatorium gelombang gravitasi seperti LIGO yang meningkatkan sensitivitas dan detektor generasi berikutnya seperti LISA di cakrawala, permintaan untuk model teoretis yang sangat akurat semakin meningkat. Menurut Dr. Gustav Mogull dari Universitas Queen Mary London, presisi matematis dan komputasi yang dibutuhkan untuk mempelajari interaksi dan hamburan lubang hitam melalui gravitasi sangat besar. Benjamin Sauer, seorang kandidat PhD di Universitas Humboldt Berlin, mencatat bahwa munculnya geometri Calabi-Yau meningkatkan pemahaman kita tentang interaksi antara matematika dan fisika dan akan meningkatkan model yang digunakan untuk menafsirkan data observasi dalam astronomi gelombang gravitasi. Studi ini diterbitkan dalam jurnal Nature pada 14 Mei 2025.