Sebuah sistem kapal revolusioner yang dikembangkan oleh para peneliti di University of Southern California (USC), Caltech, dan perusahaan rintisan Calcarea, siap merevolusi keberlanjutan maritim. Teknologi inovatif ini secara langsung mengatasi dampak lingkungan yang signifikan dari industri pengiriman, yang menyumbang sebagian besar emisi gas rumah kaca global.
Sistem ini meniru proses alami di lautan untuk menangkap dan menetralkan emisi CO2. Saat kapal berlayar, CO2 dari knalpot diserap ke dalam air di kapal, yang kemudian bereaksi dengan batu gamping untuk membentuk bikarbonat, senyawa yang stabil. Air yang telah diolah, kini bebas dari CO2, dibuang kembali ke laut dengan aman.
Simulasi mengkonfirmasi keamanan lingkungan dari metode ini, dengan dampak yang dapat diabaikan pada pH laut. Penerapan yang luas dapat mengurangi emisi CO2 terkait pengiriman hingga 50%. Calcarea secara aktif mengejar komersialisasi melalui program percontohan dan kolaborasi, menandai langkah signifikan menuju masa depan maritim yang lebih hijau. Inisiatif ini sejalan dengan komitmen Indonesia terhadap Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya terkait dengan mitigasi perubahan iklim dan perlindungan lingkungan laut. Diharapkan, teknologi ini dapat memberikan kontribusi positif bagi keberlanjutan industri maritim di Indonesia dan kawasan Asia Tenggara secara keseluruhan, serta mendukung upaya pemerintah dalam mengurangi emisi karbon.