Permukaan laut global telah meningkat secara signifikan sejak tahun 1880, dengan percepatan yang nyata dalam 30 tahun terakhir. Sebuah studi terbaru oleh para peneliti Selandia Baru mengungkapkan bahwa banyak kota pesisir di negara itu mengalami garis pantai yang tenggelam, memperburuk dampak kenaikan permukaan laut. Studi tersebut, yang dipimpin oleh Dr. Jesse Kearse, menggunakan pemetaan berbasis satelit untuk mengukur gerakan tanah vertikal di wilayah pesisir perkotaan utama antara tahun 2018 dan 2021. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 77% garis pantai perkotaan Selandia Baru mengalami penurunan dengan laju 0,5 mm/tahun atau lebih. Beberapa daerah, terutama di Christchurch, menunjukkan tingkat penurunan yang melebihi 3,0 mm/tahun. Aktivitas manusia, seperti ekstraksi air tanah dan reklamasi lahan, berkontribusi pada titik-titik panas penurunan lokal ini, yang berpotensi menggandakan atau melipatgandakan efek kenaikan permukaan laut. Hasil penelitian ini menggarisbawahi pentingnya mempertimbangkan gerakan tanah vertikal dalam menilai dampak kenaikan permukaan laut dan merencanakan pembangunan masa depan di wilayah pesisir yang rentan. Kombinasi kenaikan permukaan laut dan garis pantai yang tenggelam menimbulkan ancaman signifikan terhadap infrastruktur pesisir dan masyarakat di Selandia Baru.
Kota-Kota di Selandia Baru Menghadapi Kenaikan Permukaan Laut yang Semakin Cepat Akibat Garis Pantai yang Tenggelam
Edited by: gaya one
Apakah Anda menemukan kesalahan atau ketidakakuratan?
Kami akan mempertimbangkan komentar Anda sesegera mungkin.