Para arkeolog telah mengungkap Peñico (Pen-EE-ko), sebuah kota kuno berusia 3.500 tahun di provinsi Barranca, Peru utara. Kota ini memberikan wawasan baru tentang jaringan perdagangan kuno dan pembangunan perkotaan.
Terletak sekitar 200 kilometer di utara Lima, Peñico didirikan antara tahun 1.800 dan 1.500 SM, menempatkannya pada periode waktu yang sama dengan peradaban awal di Timur Tengah dan Asia. Ini mengingatkan kita pada situs-situs kuno di Asia Tenggara, seperti Angkor Wat, yang juga merupakan pusat peradaban penting.
Berada di ketinggian 600 meter di atas permukaan laut, Peñico berfungsi sebagai pusat perdagangan utama, menghubungkan pantai Pasifik, Andes, dan cekungan Amazon. Lokasi strategis ini memfasilitasi pertukaran barang dan interaksi budaya di antara masyarakat yang berbeda.
Setelah delapan tahun penelitian, para arkeolog mengidentifikasi 18 struktur di dalam kota, termasuk kuil-kuil seremonial dan kompleks perumahan. Sebuah alun-alun pusat menampilkan relief berukir yang menggambarkan "pututus," terompet cangkang kerang yang digunakan untuk komunikasi dan upacara.
Artefak yang ditemukan di Peñico termasuk patung tanah liat tokoh manusia dan hewan, benda-benda seremonial, dan kalung yang terbuat dari manik-manik dan kerang, yang mengindikasikan masyarakat dengan praktik spiritual dan budaya yang kaya. Penemuan ini mirip dengan penemuan artefak kuno di Indonesia, yang juga mengungkap kekayaan budaya dan spiritual masyarakat masa lalu.
Penemuan Peñico memberikan wawasan berharga tentang peradaban Amerika kuno, menyoroti peran perdagangan dan adaptasi dalam membentuk kehidupan perkotaan awal. Hal ini juga mengingatkan kita pada pentingnya menjaga warisan budaya kita sendiri.
Untuk merayakan penemuan ini, festival Peñico Raymi pertama dijadwalkan pada 12 Juli 2025. Perayaan tradisional Andes ini akan menampilkan kegiatan budaya, termasuk upacara menghormati dewi Pachamama (Ibu Pertiwi) dan festival seni.
Peñico sekarang terbuka untuk umum, menawarkan pengunjung sekilas tentang peradaban Peru kuno. Situs ini memiliki tempat parkir, area resepsi, dan pusat informasi, yang memungkinkan pengalaman pendidikan yang mendalam.
Penemuan ini menggarisbawahi warisan arkeologi Peru yang kaya, menyoroti signifikansinya dalam memahami masyarakat kuno. Ini juga menjadi pengingat akan pentingnya penelitian dan pelestarian situs-situs bersejarah di seluruh dunia, termasuk di Indonesia.