Di Spanyol utara, burung gagak hitam (Corvus corone) menunjukkan perilaku sosial yang unik dibandingkan dengan wilayah lain. Tidak seperti populasi Eropa yang biasanya hidup sendiri atau berpasangan, burung-burung ini membentuk kelompok keluarga yang stabil.
Anak-anak burung tetap bersama orang tua mereka selama empat hingga lima tahun, membantu tugas-tugas seperti memberi makan anak-anak burung, mempertahankan wilayah, dan melindungi sarang. Penelitian terbaru mengungkapkan bahwa perilaku kooperatif ini dipelajari, bukan bawaan.
Koordinasi yang diperlukan untuk tanggung jawab bersama ini dicapai melalui komunikasi vokal yang canggih. Burung gagak hitam menggunakan lebih dari 150 suara yang berbeda, jumlah yang sangat tinggi dibandingkan dengan spesies hewan non-manusia lainnya.
Para peneliti menggunakan biologger, perangkat elektronik yang ditempatkan pada burung, untuk mempelajari vokalisasi ini. Perangkat ini memiliki mikrofon untuk merekam suara dan akselerometer serta magnetometer untuk merekam gerakan burung, mengorelasikan vokalisasi dengan aktivitas tertentu.
Kolaborasi dengan Earth Species Project, sebuah organisasi nirlaba yang menggunakan kecerdasan buatan untuk menguraikan komunikasi hewan, sangat penting. Kolaborasi ini membantu menganalisis dan mengklasifikasikan sejumlah besar data yang dikumpulkan, memajukan pemahaman tentang makna vokalisasi burung gagak hitam.
Hasil awal menunjukkan bahwa burung gagak hitam memiliki struktur sosial yang kompleks dan komunikasi vokal tingkat lanjut. Hal ini menjadikan mereka spesies yang sangat menarik untuk mempelajari perilaku hewan dan evolusi kerja sama pada burung. Artikel ilmiah yang merinci kesimpulan penelitian diharapkan akan diterbitkan dalam beberapa bulan mendatang.
Penelitian ini memberikan wawasan menarik tentang perilaku burung gagak hitam, yang juga ditemukan di Indonesia. Studi ini menyoroti pentingnya kerjasama dalam dunia hewan dan memberikan perspektif baru tentang bagaimana spesies beradaptasi dan berinteraksi dalam lingkungan mereka. Diharapkan penelitian lebih lanjut akan dilakukan untuk memahami lebih dalam perilaku burung gagak hitam di berbagai wilayah, termasuk di Indonesia, serta implikasinya bagi konservasi dan pelestarian lingkungan.