Tiga nelayan di Northland, Selandia Baru, mengalami kejadian mengejutkan ketika seekor lumba-lumba hidung botol seberat 400kg melompat ke perahu mereka. Dean Harrison, Milton Brookland, dan Aysten Holbrow sedang memancing di dekat Cape Brett ketika lumba-lumba itu tiba-tiba melompat ke kapal mereka.
Dampaknya membuat peralatan memancing beterbangan saat lumba-lumba itu meronta-ronta. Holbrow diduga mengalami patah tulang rambut akibat ekor lumba-lumba. Para pria berhasil menghubungi Departemen Konservasi (DoC), yang menyarankan mereka untuk menjaga lumba-lumba tetap sejuk dan teduh. Mereka menutupi lumba-lumba dengan handuk dan menyiramnya dengan air saat menuju pantai.
Staf DoC dan Māori setempat menemui mereka di tempat peluncuran perahu Waitangi. Seorang spesialis memeriksa lumba-lumba itu, seekor jantan muda, dan hanya menemukan goresan kecil. Setelah pemeriksaan lebih lanjut, lumba-lumba itu, yang diberi nama Tohu (berarti "tanda"), dilepaskan kembali ke air. Para nelayan merasa sangat beruntung telah selamat dari cobaan itu, mengakui betapa mudahnya hal itu bisa berakibat fatal. Harrison sejak itu menamai perahunya Tohu.