Argentina menunjukkan tanda-tanda pemulihan ekonomi pada tahun 2025, didorong oleh reformasi fiskal dan kebijakan deregulasi yang diprakarsai oleh Presiden Javier Milei. Langkah-langkah ini mencakup pengurangan signifikan dalam pengeluaran publik dan penurunan inflasi dari 270% menjadi sedikit di atas 40%.
International Institute of Finance (IIF) menyoroti proses stabilisasi Argentina yang “lebih berani”, menekankan disiplin fiskal. Penghapusan “cepo cambial,” yang membatasi akses ke dolar AS, adalah langkah kunci. Hal ini akan berdampak pada perusahaan-perusahaan di Indonesia yang memiliki investasi atau hubungan dagang dengan Argentina.
Ekonomi riil menunjukkan pemulihan, terutama di sektor ekspor. Peningkatan kondisi investasi juga terlihat, didorong oleh stabilisasi makroekonomi, deregulasi, dan nilai tukar mengambang. Ini memberikan peluang bagi perusahaan Indonesia untuk mempertimbangkan investasi di Argentina, namun perlu kehati-hatian.
Kredit sektor swasta meningkat, dan bank-bank beralih fokus dari sekuritas publik ke kredit swasta. Akses pemerintah ke pasar modal tetap terbatas, tetapi tanda-tanda normalisasi muncul. Pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Keuangan, terus memantau perkembangan ini.
Terlepas dari komitmen pemerintah, investor global tetap berhati-hati karena terbatasnya cadangan devisa dan ukuran sistem keuangan. Untuk mempertahankan kemajuan, diperlukan reformasi yang lebih dalam, dukungan kelembagaan, dan mobilisasi investasi swasta. Para auditor di Indonesia perlu terus memantau perkembangan ini dan menyesuaikan praktik audit mereka dengan perubahan yang terjadi. Hal ini penting untuk memastikan transparansi dan akuntabilitas dalam investasi dan perdagangan dengan Argentina.