Pasar saham Teluk menunjukkan hasil yang beragam pada 21 Juli 2025, dipengaruhi oleh kinerja perusahaan yang kuat dan kekhawatiran terkait tarif perdagangan AS. Uni Eropa mempertimbangkan tindakan balasan terhadap AS, dengan perjanjian perdagangan yang tampaknya tidak mungkin terjadi sebelum batas waktu tarif 1 Agustus oleh Presiden Trump. Situasi ini menciptakan ketidakpastian di seluruh wilayah.
Indeks saham Abu Dhabi naik 0,2%, didorong oleh kenaikan harga minyak sebesar 0,75% menjadi $70,04 per barel, setelah sanksi baru Uni Eropa terhadap Rusia yang menurunkan batas harga minyak G7 menjadi $47,6 per barel. Kenaikan ini berkontribusi pada sesi kenaikan keempat berturut-turut untuk Abu Dhabi, dengan Emirates Telecom Group naik 1,7% dan First Abu Dhabi Bank meningkat 0,5%. Sebaliknya, indeks Dubai turun 0,2% setelah mencapai level tertinggi dalam 17,5 tahun, karena investor melakukan aksi ambil untung. Penurunan di sektor keuangan, terutama penurunan 2,4% di Emirates NBD Bank dan 3,6% di Commercial Bank of Dubai, menekan indeks. Namun, Air Arabia naik 0,8%, didorong oleh rencana ekspansi operasionalnya di Abu Dhabi. Meskipun Dubai menghadapi tekanan jual jangka pendek, analis menyarankan bahwa pendapatan perusahaan yang akan datang dapat mendorong indeks melampaui level resistensi saat ini. Baik Dubai maupun Abu Dhabi telah mencatatkan kenaikan selama empat minggu berturut-turut. Stabilitas pasar dipertahankan melalui kenaikan pendapatan perusahaan dan harga minyak yang stabil, meskipun peristiwa global terus mempengaruhi sentimen investor.
Indeks saham Qatar naik 0,1%, didorong oleh saham Qatar National Bank. Indeks EGX30 Mesir meningkat 0,2%, mencapai rekor tertinggi. Harga minyak sedikit menurun di tengah dampak minimal dari sanksi Eropa terhadap minyak Rusia dan kekhawatiran berkelanjutan atas tarif AS yang mempengaruhi permintaan. Menurut data dari Badan Pusat Statistik, pertumbuhan ekonomi di negara-negara Teluk pada kuartal pertama tahun 2025 menunjukkan peningkatan yang signifikan, meskipun ada tantangan perdagangan global. Analisis lebih lanjut menunjukkan bahwa sektor non-minyak terus berkembang, yang mengindikasikan diversifikasi ekonomi di wilayah tersebut. Kinerja pasar yang beragam mencerminkan interaksi kompleks antara laporan pendapatan positif dan kekhawatiran tentang potensi tindakan perdagangan AS. Reaksi pasar menyoroti sensitivitas ekonomi Teluk terhadap dinamika perdagangan global. Investor diharapkan untuk memantau dengan cermat negosiasi perdagangan dan kinerja perusahaan. Situasi ini menyoroti pentingnya diversifikasi ekonomi dan adaptasi terhadap perubahan global.