CEO OKX MENA Rifad Mahasneh, saat berbicara di acara Token2049 di Dubai, menekankan pentingnya memberikan utilitas dunia nyata dalam proyek tokenisasi RWA (Real World Assets - Aset Dunia Nyata). Dia memperingatkan bahwa proyek harus dengan jelas menunjukkan manfaat dari tokenisasi aset tertentu. Mahasneh menyoroti bahwa memberikan nilai sehari-hari harus menjadi prioritas, bahkan ketika hype mendorong pertumbuhan di ruang Web3.
Komentarnya muncul di tengah meningkatnya proyek tokenisasi RWA di Timur Tengah, termasuk UEA. Pada 1 Mei, MultiBank Group menandatangani perjanjian RWA senilai $3 miliar dengan MAG dan Mavryk. Departemen Pertanahan Dubai mengumumkan fase percontohan proyek tokenisasi real estatnya pada 19 Maret, bekerja sama dengan VARA.
Pada 9 Januari, Mantra menandatangani kesepakatan senilai $1 miliar dengan Damac Group, tetapi kemudian menghadapi keruntuhan token yang signifikan pada 13 April. Mahasneh memuji peraturan yang jelas di kawasan itu, mencatat bahwa mereka mendorong minat institusional dalam tokenisasi dan kripto. Dia juga menyoroti kemajuan UEA dalam peraturan stablecoin, dengan Bank Sentral menyetujui kerangka peraturan pada Juni 2024.
Sejak itu, Tether dan pemain utama lainnya telah mengejar stablecoin yang dipatok dirham. Pada 29 April, ADQ Abu Dhabi, First Abu Dhabi Bank, dan International Holding Company bermitra untuk meluncurkan stablecoin yang dipatok dirham, menunggu persetujuan peraturan. Mahasneh percaya pendekatan proaktif UEA terhadap regulasi memberi lembaga kepercayaan dalam bisnis kripto.
Artikel ini didasarkan pada analisis penulis kami terhadap materi yang diambil dari sumber berikut: Cointelegraph.