Pasar kendaraan listrik (EV) di Amerika Serikat sedang mengalami perubahan yang signifikan, dan strategi Tesla serta Ford menjadi kunci untuk memahami perubahan ini. Dari perspektif teknologi, kita akan mengkaji bagaimana kedua perusahaan ini beradaptasi dengan berakhirnya kredit pajak federal untuk EV pada 30 September 2025.
Tesla, yang dikenal dengan inovasi disruptifnya, sedang mengintensifkan upaya pemasaran untuk memanfaatkan permintaan sebelum batas waktu. Berdasarkan data terbaru, Tesla telah mengalami peningkatan penjualan EV sebesar 15% pada kuartal terakhir, sebagian didorong oleh kampanye iklan yang menekankan urgensi untuk membeli sebelum kredit berakhir. Ford, di sisi lain, berfokus pada perluasan penawaran pengisi daya gratis dan memperkenalkan program insentif "nol-nol-nol". Sebuah laporan industri otomotif menunjukkan bahwa Ford berencana menginvestasikan 5 miliar dolar AS dalam infrastruktur pengisian daya pada akhir tahun 2026, dengan tujuan memfasilitasi adopsi EV dan mengimbangi dampak berakhirnya kredit.
Dampak teknologi dari berakhirnya kredit ini sangat besar. Analis memprediksi potensi penurunan permintaan EV, yang dapat memengaruhi harga dan profitabilitas perusahaan. Namun, persaingan antara Tesla dan Ford dapat mengurangi efek ini, karena kedua perusahaan berusaha mempertahankan pangsa pasar mereka. Strategi Tesla yang menekankan urgensi dan ekspansi jaringan pengisian daya Ford adalah contoh bagaimana perusahaan-perusahaan ini merespons tantangan pasar. Perkembangan pasar EV dalam beberapa bulan mendatang akan menjadi indikator kunci efektivitas strategi ini dan ketahanan industri otomotif secara keseluruhan.