Asal-usul bahasa manusia telah lama menjadi subjek studi dan perdebatan yang intens. Penelitian terbaru pada tahun 2025 telah memberikan perspektif baru tentang bagaimana bahasa mungkin telah berevolusi, menantang teori tradisional dan menawarkan wawasan baru tentang proses yang kompleks ini.
Sebuah studi yang diterbitkan pada Mei 2025 berjudul "Dari Gerutuan ke Tata Bahasa: Bahasa Muncul dari Pencarian Makanan Kooperatif" mengeksplorasi bagaimana bahasa dapat berkembang dari vokalisasi sederhana yang digunakan dalam kegiatan kooperatif. Para peneliti menggunakan permainan pencarian makanan multi-agen untuk mensimulasikan kerja sama manusia awal, menemukan bahwa agen mengembangkan protokol komunikasi dengan fitur-fitur yang menjadi ciri khas bahasa alami, seperti kesewenang-wenangan, ketergantungan, perpindahan, transmisi budaya, dan komposisionalitas. Hal ini menunjukkan bahwa bahasa mungkin telah muncul sebagai alat untuk mengoordinasikan tugas-tugas kompleks dalam kelompok sosial.
Studi lain, "Panjang kata memprediksi urutan kata: 'Min-max'-ing mendorong evolusi bahasa", yang diterbitkan pada Mei 2025, mengkaji hubungan antara panjang kata dan urutan kata di lebih dari 1.500 bahasa. Temuan menunjukkan bahwa panjang kelas kata secara signifikan berkorelasi dengan urutan kata, mendukung teori bahwa struktur bahasa berevolusi untuk memaksimalkan efisiensi pemrosesan. Penelitian ini memberikan bukti empiris untuk teori "Min-Max" tentang evolusi bahasa, yang berpendapat bahwa perubahan bahasa didorong oleh tekanan yang bersaing dari pemrosesan dan struktur informasi.
Pada November 2024, sebuah makalah berjudul "Tentang tujuan teori linguistik: Mengunjungi kembali teori Chomskyan di era AI" membahas peran kecerdasan buatan dalam memahami evolusi bahasa. Para penulis berpendapat bahwa model AI, khususnya model induksi tata bahasa saraf, dapat membantu mencapai tujuan teori linguistik dengan memberikan wawasan tentang struktur dan perolehan bahasa. Perspektif ini menyoroti sifat evolusioner dari penelitian linguistik dalam konteks kemajuan teknologi.
Sebuah studi yang diterbitkan pada April 2025, "Model bahasa universal dengan intervensi teori kuantum", mengeksplorasi penerapan mekanika kuantum pada pemodelan bahasa. Penelitian ini menunjukkan bahwa teori kuantum dapat menawarkan kerangka kerja baru untuk memahami pemrosesan bahasa alami, yang berpotensi mengarah pada model bahasa yang lebih efisien dan akurat. Pendekatan interdisipliner ini mewakili arah baru dalam linguistik komputasi.
Studi terbaru ini menggarisbawahi sifat dinamis dan beragam dari evolusi bahasa. Dengan mengintegrasikan wawasan dari ilmu kognitif, pemodelan komputasi, dan teori kuantum, para peneliti mendapatkan pemahaman yang lebih dalam tentang bagaimana bahasa mungkin telah berkembang dan terus berkembang. Seiring kemajuan penelitian, kemungkinan pemahaman kita tentang asal-usul dan perkembangan bahasa akan terus berkembang, menawarkan perspektif baru tentang aspek fundamental dari keberadaan manusia ini.