Di era digital ini, penggunaan layar oleh anak-anak menjadi perhatian utama. Dari sudut pandang pendidikan, penting untuk menganalisis bagaimana teknologi memengaruhi perkembangan bahasa anak. Pendekatan pendidikan menekankan pentingnya memahami dampak ini untuk mengoptimalkan pembelajaran.
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa aplikasi pendidikan interaktif dapat meningkatkan kemampuan bahasa anak secara signifikan. Sebagai contoh, sebuah studi menemukan bahwa anak-anak yang menggunakan aplikasi pendidikan selama minimal satu jam sehari menunjukkan peningkatan kosakata sebesar 18% dibandingkan dengan mereka yang tidak menggunakannya. Selain itu, penelitian dari Universitas Gadjah Mada di Indonesia menemukan bahwa anak-anak yang terpapar konten dwibahasa melalui layar, seperti kartun dalam bahasa Indonesia dan Inggris, menunjukkan peningkatan kemampuan kognitif dan kemampuan untuk beralih antar bahasa.
Kunci keberhasilan terletak pada kualitas konten dan interaksi. Aplikasi yang mendorong partisipasi aktif, seperti kuis dan permainan, lebih efektif daripada menonton secara pasif. Di Indonesia, semakin banyak orang tua mencari alat pendidikan inovatif untuk melengkapi pendidikan tradisional, seperti platform pembelajaran bahasa berbasis game dan augmented reality. Alat-alat ini menawarkan pengalaman belajar yang lebih menarik dan personal.
Namun, pendidikan juga harus mempertimbangkan potensi risiko. Terlalu banyak waktu di depan layar, terutama dengan konten yang tidak mendidik, dapat membatasi kesempatan untuk interaksi sosial dan latihan bahasa dalam lingkungan nyata. Oleh karena itu, penting untuk menyeimbangkan penggunaan teknologi dengan kegiatan lain, seperti membaca buku dan bermain di luar ruangan. Pendidikan harus berfokus pada menciptakan ekosistem digital yang mendukung perkembangan bahasa anak, mendorong interaksi, kreativitas, dan pembelajaran aktif.