"Estetika digital" telah muncul sebagai tren yang menonjol di platform media sosial, memungkinkan pengguna untuk mengkurasi dan berbagi konten yang mencerminkan selera dan suasana hati mereka. Fenomena ini melibatkan pemilihan gambar, warna, dan gaya dengan cermat untuk membangkitkan emosi tertentu dan memproyeksikan identitas visual yang kohesif.
Istilah "estetika" telah mendapatkan popularitas di platform seperti Instagram, Pinterest, dan Tumblr, di mana pengguna dengan cermat memilih palet warna, komposisi, dan elemen visual untuk membangkitkan kesenangan, nostalgia, atau harmoni. Tren ini melampaui daya tarik visual, menjadi gaya hidup dan sikap budaya di dunia digital.
Hidup dalam mode "estetika" melibatkan perhatian cermat terhadap detail visual, mulai dari pakaian dan aksesori hingga dekorasi rumah dan pengeditan gambar/video. Konsistensi visual di seluruh profil, dari foto profil hingga filter dan tipografi, sangat penting untuk memproyeksikan identitas yang unik dan mudah diingat. Tren ini telah memunculkan berbagai subkultur dan gaya, seperti "soft girl" dan "E-girl", masing-masing dengan elemen visual yang berbeda.
Di luar gambar, estetika digital telah meresap ke dalam gaya hidup dan perilaku online. Bagi banyak anak muda, mengadopsi estetika tertentu mengartikulasikan rasa memiliki dan berfungsi sebagai narasi identitas, juga bertindak sebagai tempat berlindung dari konteks yang merugikan. Namun, para ahli memperingatkan tentang meremehkan masalah nyata melalui filter "estetika", yang dapat menyebabkan keterputusan dari realitas dan penciptaan rasa kesejahteraan visual yang salah. Di saat-saat yang sulit secara ekonomi, kecenderungan untuk "meromantisasi" benda dan momen sehari-hari, mengubahnya menjadi kesenangan visual yang terjangkau, menanggapi kebutuhan akan keindahan dan tantangan material.
Adopsi estetika digital tertentu dapat berfungsi sebagai tempat berlindung dari konteks yang merugikan, menawarkan bentuk penegasan diri dan rasa memiliki. Namun, sangat penting untuk mempertahankan kesadaran kritis tentang bagaimana representasi ini dapat memengaruhi persepsi kita tentang realitas dan interaksi online kita.