Para peneliti di Helmholtz Munich telah mengembangkan Centaur, sebuah model kecerdasan buatan (AI) yang mampu mensimulasikan perilaku manusia dengan presisi tinggi. Penemuan ini menawarkan perspektif pendidikan yang unik dalam memahami bagaimana manusia membuat keputusan.
Model Centaur dilatih menggunakan lebih dari sepuluh juta keputusan dari eksperimen psikologis, menunjukkan kemampuan luar biasa dalam memprediksi reaksi individu dalam berbagai situasi, termasuk skenario baru. Data yang digunakan berasal dari dataset Psych-101, yang mencakup keputusan dari lebih dari 60.000 peserta dalam 160 eksperimen perilaku, yang mencakup berbagai perilaku manusia, mulai dari pengambilan risiko hingga dilema moral.
Dalam konteks pendidikan, Centaur dapat digunakan sebagai alat untuk memahami bagaimana siswa belajar dan membuat keputusan. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa penggunaan AI dalam pendidikan dapat meningkatkan efektivitas pembelajaran. Sebagai contoh, sebuah studi di Universitas Gadjah Mada menemukan bahwa penggunaan model AI serupa dapat meningkatkan retensi informasi siswa hingga 20%.
Marcel Binz, penulis utama proyek ini, menggambarkan Centaur sebagai "laboratorium virtual" yang mensimulasikan situasi apa pun yang dijelaskan dalam bahasa alami. Model ini dapat mensimulasikan bagaimana orang dengan kondisi mental yang berbeda membuat keputusan, membuka pintu bagi diagnosis dan intervensi yang lebih personal berdasarkan profil kognitif yang nyata. Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Nature menyoroti potensi AI dalam memahami kognisi, dengan dampak langsung pada kesehatan, pendidikan, dan ilmu sosial.
Pendekatan inovatif ini merupakan kemajuan yang menentukan dalam memahami kognisi, menawarkan jalan baru untuk meningkatkan perawatan kesehatan mental dan memahami perilaku manusia. Komitmen terhadap transparansi, kontrol data lokal, dan tanggung jawab etis menggarisbawahi dedikasi proyek terhadap pengembangan AI yang bertanggung jawab.